Google search engine

MIKJEPARA.com, JEPARA – Sosok pemimpin perempuan yang melampui zamannya ini, pernah mencatatkan sejarah sebagai laksamana perang yang tangguh saat memimpin armada laut kapal Jepara. Ialah Ratu Kalinyamat, yang kini telah mendapatkan gelar pahlawan nasional ditahun 2023.

Untuk mengenalkannya lebih jauh pada khalayak masyarakat umum, Yayasan Dharma Bakti Lestari bersama Pengurus Yayasan Sultan Hadlirin Mantingan menggelar pameran bertemakan perjuangan Ratu Kalinyamat. Tokoh yang memperoleh julukan Rainha de Jepara ini dikenal akan kegigihannya melawan Portugis.

Secara simbolis, Bupati Jepara Witiarso Utomo didampingi Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat membuka Pameran Inspirasi Sejarah Bahari Ratu Kalinyamat, di halaman Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan.

Ratu Kalinyamat, yang memiliki nama asli Retna Kencana, adalah putri ketiga Sultan Trenggana, raja ketiga Kesultanan Demak. Ia menjadi penguasa Jepara setelah suaminya, Pangeran Hadlirin meninggal dunia. 

Selain itu, Ratu Kalinyamat juga dikenal karena perannya dalam melawan Portugis di Malaka. Ia pernah mengirimkan armada perang ke Malaka untuk mengusir Portugis dari wilayah tersebut, meskipun serangan tersebut tidak berhasil namun serangannya kala itu berhasil membuat Portugis gentar.

Kegiatan dibungkus dalam “Pameran Inspirasi Sejarah Bahari Ratu Kalinyamat” bertempat di aula komplek Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan. Inisiator pameran, Lestari Moerdijat mengatakan lewat pameran ini pengunjung bisa melihat hal-hal yang melatarbelakangi sosok Ratu Kalinyamat dalam berjuang mengusir penjajah.

Pameran digelar selama dua bulan mulai 24 April-24 Juni 2025. Pameran memperlihatkan beragam animasi grafis berkaitan dengan sejarah bahari Ratu Kalinyamat. Bahkan berbagai salinan buku catatan Portugis terkait kisah Ratu Kalinyamat juga bisa ditemui disini.

Catatan betapa kuatnya Ratu Kalinyamat semasa memegang kekuasaan di Jepara telah dibuktikan oleh keterangan dari Aceh, Johor, dan Ternate, yang meminta bantuan Jepara untuk menggempur Portugis. Salah satunya dalam bukunya Barros, João de (1778). Da Asia de João de Barros e de Diogo de Couto. Lisboa: Na Regia officina typografica.

Bahkan, berita Portugis pun mencatatnya sebagai “rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame”, yang berarti “Ratu Jepara, seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani”. (MIKJPR-01)

Reporter : AD/DS
Editor : Hnv

Tinggalkan Balasan