Google search engine

MIKJEPARA.com, JEPARA – Setiap hari lahir Nabi Muhammad SAW, prosesi Grebeg Maulud menjadi salah satu hal yang dinanti masyarakat, khususnya masyarakat Jawa. Tak terkecuali juga bagi masyarakat Kabupaten Jepara dan sekitarnya, dimana kegiatan ini di inisiasi oleh Pakasa Jepara.

Setiap tahunnya, Kasunanan Surakarta maupun Keraton Yogyakarta mengadakan tradisi Grebeg Maulud pada tanggal 12 bulan Rabiul Awal, yang pada tahun ini diperingati juga di Kabupaten Jepara sebagai “Hadeging Kadipaten Jeporo” atau berdirinya Kadipaten Jepara terhitung dari era kerajaan Mataram Islam.

Berbagai acara, mulai dari kirab budaya dan Kirab Pisowan Agung turut dimeriahkan oleh berbagai komunitas kebudayaan dari berbagai daerah di Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Mengingat Jepara sendiri memiliki kedekatan sejarah dengan berbagai kadipaten (red; pemerintahan kabupaten) di era kerajaan.

Turut hadir dalam Pisowanan di Pendopo Kabupaten Jepara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Moh Eko Udyyono, Staf Ahli Pj. Bupati Muh Tahsin, Kapolsek Jepara Kota AKP Sri Retno, Kodim Jepara,

Tercatat, ada sekitar 638 orang dari berbagai Kabupaten yang turut memeriahkan kirab. Antaranya dari Kabupaten Ponorogo, Ngawi, Tuban, Pati, Kudus, dan Jepara sendiri.

Serta berbagai komunitas, antaranya Perkumpulan Pelestari Tosan Aji Jepara, Yayasan Marga Langit, Pencak silat Pagarnusa, MATRA Jepara, keluarga Bokor Kencana Jepara dan beberapa kelompok budaya lainnya.

KRT Hendro Suryo Kartiko, selaku ketua Yayasan Marga Langit yang juga didapuk tampil sebagai Pranatacara kirab menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya event budaya ini.

“Alhamdulillah, sedulur Pakasa dari beberapa kabupaten turut hadir memeriahkan kegiatan Grebeg Mulud di Jepara ini. Semoga tahun-tahun kedepan, bisa lebih meriah lagi,” ucapnya senang.

KRT Anam Setyonagoro, selaku ketua panitia Grebeg Mulud juga menceritakan ihwal dipilihnya tanggal 2 Mulud karena bertepatan dengan berdirinya Kadipaten Jeporo. Sehingga panitia yang merupakan keluarga besar Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) memilih tanggal 2 Mulud untuk pelaksanaan rangkaian grebeg Mulud.

“Grebeg Mulud Jeporo bisa terlaksana dengan baik dan tanpa memberi biaya transportasi sepersen pun karena ini bentuk wujud sillaturahmi dan gotong royong untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan juga nguri nguri kearifan lokal,” imbuhnya

Dalam rangka menyambut event, panitia juga menyempatkan ziarah ke beberapa makam sesepuh antaranya Makam Eyang Sentono (Desa Sukodono), Ratu Kalinyamat-Sultan Hadlirin (Desa Mantingan), Eyang Suto Bondo-bondo (Desa Mlonggo), makam Eyang Bupati Citrasoema (Desa Sendang) dan makam RT Cendol (Desa Margoyoso).

Dalam pisowanan di Pendopo Kartini, ratusan peserta kirab bermunajat memanjatkan do’a untuk keselamatan dan kemakmuran Jepara. Harapannya Kabupaten Jepara yang semakin berkembang, bisa menumbuhkan kembali budaya-budaya adat jawa yang seiring jaman terus tergerus dengan budaya baru.

“Dengan Grebeg Mulud Njeporonan yang dilaksanakan tanggal 2 Mulud ke 490 Tahun hari Sabtu Pahing ini, kedepan bumi Jeporo tambah Makmur. Bumi Njeporo dijauhkan dari segala Gangguan mara bahaya ,Selamet Karta Raharja,” pungkas harapannya. (MIKJPR-01)

Reporter : TJ/AL
Editor : Haniev

Tinggalkan Balasan