MIKJEPARA.com, JEPARA – Pernahkah anda berkunjung ke Pasar Klithikan di Kota Solo? Pasar tradisional yang terkenal di Kota Surakarta ini merupakan tempat jual beli barang-barang bekas, antik, dan langka.
Istilah “klithikan” sendiri berasal dari bahasa Jawa, merujuk pada aktivitas menjual barang-barang bekas atau barang yang sering kali memiliki nilai sejarah atau bahkan koleksi tertentu.
![](https://mikjepara.com/wp-content/uploads/2024/12/IMG_3638-1024x683.jpg)
Konsep pasar klithikan kini juga hadir di Jepara, tepatnya di Rest Area Ngabul Ngetuk Garden. Disini, banyak dijajakan beberapa barang bekas dan antik. Mulai dari jenis barang elektronik, seperti radio tua, mesin tik, koin, uang kuno dan sebagainya.
Selain itu, juga digelar beberapa lapak yang menjual aneka barang antik mulai benda tosan aji seperti keris, tombak dan pusaka lainnya. Yang tak kalah menarik, ada juga beraneka lapak yang menjual bebatuan akik, once kayu ataupun gading, gelang giok, tembakau, hingga spare part kendaraan kuno.
Diharapkan pasar Klithikan ini bukan hanya menjadi tempat belanja, tetapi juga destinasi wisata budaya. Banyak orang yang datang untuk mencari barang antik atau sekadar menikmati atmosfer pasar yang unik ini.
Joko, salah satu pengunjung misalnya ia tertarik melihat pasar klithikan ini karena hendak mencari benda pusaka jenis keris. Disini juga sering ada transaksi jual beli pusaka. Karena, pilihannya juga banyak dan pihak penjual juga memberikan informasi terkait jenis pusaka tersebut.
“Aslinya tertarik koleksi keris, tapi disini tombaknya juga menarik. Jadi mau nonton-nonton dulu, kalo minggu depan sudah ada uang bisa dimahar,” terangnya saat berkunjung ke salah satu lapak
Dengan kekhasannya, pasar Klithikan ini bisa menjadi salah satu bagian penting dari kehidupan budaya dan ekonomi masyarakat Kota Ukir. Selain itu, pasar ini juga bisa dijadikan lokasi berburu barang langka oleh para kolektor.
Sementara itu, menurut Bambang Setiyawan pengelola pasar Klithikan menjelaskan bahwa experience berbelanja disini tidak bisa digantikan seperti kalau berbelanja online. Hal ini menjadi simbol kolaborasi yang positif antara komunitas, Pemdes setempat dan pasar tradisional.
“Bisa ngumpul bareng, jagong-jagong antar pelapak. Ada edukasi, hiburan seni dan budayanya juga,” ungkap Bambang yang juga merupakan pengelola TIAC Pinunggul Rest Area Ngabul.
Ia mengungkapkan banyak pedagang menuturkan semenjak berjualan di Pasar Klithikan ini omzet jualan mereka pun naik. Ia berharap juga bisa difasilitasi dinas terkait untuk meramaikan pasar supaya ada trigger, inovasi supaya semakin ramai.
“Teman-teman pedagang menyampaikan dulu omzet berapa, sekarang semakin baik dan bisa dikenal masyarakat,” urai dia.
Kedepan, klithikan yang awal mulanya digelar setiap selapan Ahad Legi kini Pasar tersebut hadir setiap 2 Minggu sekali. Dibuka kembali pada awal 2025 di tanggal 11-12 Januari.
“Awal Januari 2025 nanti, kami hadir setiap dua minggu sekali. Jadi silahkan yang mau berburu barang-barang antik bisa datang di Rest Area Ngabul,” pungkasnya.
Banyak barang yang dijual memiliki nilai sejarah atau nostalgia, sehingga pasar ini menjadi daya tarik bagi kolektor dan wisatawan. (MIKJPR-01)
Reporter : AD/DS
Editor : Hnv