Ia mengaku telah menyampaikan hal tersebut ke Bapak Pj Bupati Jepara. Karena itu merupakan tanggungjawab kita bersama, yakni melestarikan warisan budaya dan jangan ada yang merubah identitas karakter Jepara.
Pada sesi tersebut, Nur Hidayat selaku ketua Komisi C mengatakan ini merupakan audiensi pertama kali oleh Komisi tersebut setelah pembentukan alat kelengkapan DPRD. Sehingga ia berharap, masukan-masukan yang sifatnya baik untuk kemajuan Jepara bisa terus disuarakan.
“Kami terbuka dan inklusif di antara semua pemangku kepentingan, termasuk para seniman, budayawan, dan masyarakat. Agar juga membantu memastikan bahwa hasilnya sesuai dengan harapan dan kebutuhan,” tegasnya.
“Kita akan rekomendasikan urgentnya Dewan Kebudayaan Daerah Jepara untuk menaungi sejumlah Ormas dan pegiat budaya,” ungkapnya.
Adapun beberapa agenda Yayasan tersebut kedepan, antaranya Peringatan Hari jadi Kabupaten Jepara berdasar dari penanggalan Jawa dan Hijriyah yang dikemas dalam Grebeg Mulud. Juga peringatan Haul dan Kirab Eyang Adipati Citrosomo, serta menjalin sejarah Jepara-Ponorogo lewat prosesi Bedol Pusaka dalam perayaan Grebeg Suro di Kabupaten Ponorogo.
Terkait hadirnya lomba desain karya Monumen Ratu Kalinyamat oleh DPUPR Jepara. Khoirul Anam mengingatkan perlunya pendekatan sejarah dan budaya. Ia khawatir kalau sosok Ratu Kalinyamat disayembarakan, ada kemungkinan versi yang berbeda.
“Berarti patung Ratu Kalinyamat di Bundaran Ngabul dianggap tidak sesuai, jangan sampai nanti ada dua sosok berbeda namun dengan nama yang sama. Kita bukan dalam kapasitas melarang, namun kalau sayembara dalam rangka penyusunan, berarti yang sudah ada dianggap tidak sesuai,” jelasnya
Ia juga berharap, dengan pendekatan yang hati-hati, sayembara monumen dapat menjadi sarana untuk merayakan sejarah dan budaya dengan cara yang bermanfaat bagi semua.
Sementara itu, H. Ahmad Sholikin anggota DPRD dari PKB menceritakan memang sewaktu pembuatan Monumen Tiga Puteri yang ada di Bundaran Ngabul, pada era Bupati Jepara Ahmad Marzuqi & Subroto sudah muncul pro kontra di tingkat pemerintahannya.
“Patung itu merupakan usulan dari Alm. Pak Subroto yang mungkin kurang banyak dikomunikasikan dengan para tokoh terdahulu,” tuturnya.
Sedangkan Hj. Lusiana Afrianti berpesan dan berharap Pemkab Jepara melalui OPD terkait juga mengangkat tokoh bernama Tumenggung Cendol yang juga mantan Bupati Jepara terdahulu.
“Makam Tumenggung Cendol berada di Margoyoso, Kalinyamatan dan tujuannya agar masyarakat Jepara faham ada mantan Bupati Jepara bernama Tumenggung Cendol,” ungkap Hj. Lusiana Afrianti anggota DPRD dari Fraksi PPP.
Terakhir Anam berpesan, ia mengingatkan akan semboyan Ir. Soekarno Presiden pertama RI “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah” atau “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”.
Juga pesan Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X dari Surakarta “Rum kuncaraning bangsa dumunung haneng luhuring budaya” pesan Anam.
Acara diakhiri penyerahan naskah kajian akademi dari Yayasan Praja Hadipuran Manunggal kepada Komisi C. (MIKJPR-01)
Reporter : AD/DS
Editor : Hnv