Google search engine

MIKJEPARA.com, JEPARA – Cagar budaya bawah air mencakup berbagai peninggalan sejarah yang ditemukan di bawah laut, seperti kapal karam, artefak, dan bahkan juga kota-kota yang tenggelam. Temuan ini tidak hanya memberikan wawasan tentang kehidupan masa lalu tetapi juga menunjukkan pentingnya pelestarian warisan budaya.

Sebagai Menteri Kebudayaan RI yang baru dilantik, Fadli Zon melihat langsung hasil pengangkatan Cagar Budaya Bawah Air (CBBA) yang ditemukan di sekitar perairan laut Jepara, tepatnya di Desa Telukawur, Kecamatan Tahunan, Jum’at (15/11/2024).

Pengangkatan CBBA ini dilakukan oleh SDM kebudayaan yang telah mendapatkan Bimbingan Teknis Cagar Budaya Bawah Air pada tanggal 8-18 November 2024 di Desa Teluk Awur.

Diantara CBBA yang ditemukan adalah Terakota, gerabah, dan benda-benda pecahan keramik yang diduga merupakan peninggalan dari kapal-kapal Tiongkok yang karam. Penemuan ini merupakan bukti nyata dari jejak sejarah panjang Nusantara sebagai pusat perlintasan dan interaksi budaya antarbangsa.

Fadli Zon mengatakan, temuan ini bukan hanya sekadar artefak dan ecofak, tetapi juga cerminan dari kebesaran budaya maritim yang pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia.

”Dengan adanya temuan ini, kita semakin terdorong untuk terus meningkatkan kompetensi dan kesadaran para pelaku kebudayaan agar potensi sejarah dan cagar budaya bawah air Indonesia dapat terus terjaga serta dimanfaatkan secara berkelanjutan bagi generasi mendatang,” bebernya.

Melalui kegiatan yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan kompetensi arkeolog maritim, ia ingin memastikan seluruh SDM bidang kebudayaan berkompeten dalam menangani hasil kebudayaan yang ada di Indonesi.

”Sebagai negara dengan lebih dari 275 juta jiwa, potensi SDM Indonesia di bidang kebudayaan perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Namun, saat ini masih terdapat tantangan seperti kurangnya SDM yang kompeten, terbatasnya sertifikasi, serta belum optimalnya pemetaan dan identifikasi potensi objek diduga cagar budaya (ODCB) bawah air di Indonesia,” bebernya.

Untuk mengatasi hal tersebut, bimbingan teknis ini berupaya mengintegrasikan pelatihan intensif dan sertifikasi dalam bidang arkeologi bawah air.

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak titik potensial ODCB, termasuk peninggalan kapal karam dan artefak bersejarah di jalur laut strategis seperti Selat Malaka, Laut Jawa, hingga perairan di sekitar Maluku dan Papua.

Namun, potensi ini belum sepenuhnya terlindungi, terutama dari risiko eksploitasi ilegal dan kurangnya pemahaman publik tentang pentingnya pelestarian CBBA.

Tinggalkan Balasan