MIKJEPARA.com, JEPARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara batal melaksanakan wacana lima hari sekolah. Keputusan ini diambil setelah menerima masukan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara dalam audiensi di Gedung Shima, pada Kamis (14/8/2025).
Audiensi dipimpin langsung Bupati Jepara, Witiarso Utomo. Hadir sejumlah perwakilan dari beberapa aliansi guru dan banom di bawah naungan PCNU Jepara.

Wakil Rais Syuriah PCNU Jepara Prof. Mustaqim yang juga merupakan Ketua Dewan Pendidikan Jepara mengatakan, penguatan karakter siswa memerlukan waktu belajar yang cukup, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
“Karakter bangsa ada 18, dan yang pertama adalah karakter yang religius,” terangnya
Itu sebabnya, kata Mustaqim, penguatan pendidikan agama dilakukan melalui kegiatan kurikuler di luar sekolah. Di Jepara, NU mendukung lewat pendidikan diniyah, madrasah, dan pesantren di sore hari, setelah siswa beristirahat sepulang sekolah.
“Saat ini, porsi pelajaran agama (PAI) di sekolah umum sangat sedikit, SD hanya 9 persen, SMP 5 persen, dan SMA/SMK 4 persen,” kata Mustaqim.
Menanggapi hal itu, Bupati Witiarso Utomo menyatakan kesepakatannya. Witiarso mengatakan, Pemkab Jepara juga menjaring aspirasi dari Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Ma’arif NU Jepara.
“Ini menjadi penguatan utama terhadap pendidikan agama yang ada di sekolah, mereka pun menghendaki enam hari sekolah,” jelasnya.
SEKOLAH SORE..