MIKJEPARA.com, JEPARA – Ribuan orang tumpah ruah disejumlah ruas jalan yang menjadi sentral digelarnya tradisi Perang Obor, utamanya disepanjang perempatan Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Jepara. Dimana para penonton sudah menyiapkan perangkat ponsel masing-masing untuk turut mendokumentasikan event tahunan tersebut.
Tak mau kalah, ratusan Fotografer dari berbagai kota pun turut turun kejalan. Mengabadikan salah satu ritus warisan budaya yang mungkin satu-satunya di Indonesia yakni Perang Obor.

Bahkan kini pun tradisi tersebut diakui sebagai warisan budaya tak benda, yang memantik para wisatawan domestik hingga mancanegara untuk datang ke Desa Wisata Tegalsambi. Untuk menyaksikan secara langsung, panasnya bara api dan geliat permainan api yang disuguhkan pemain obor.
Prosesi pembuka dari Perang Obor kali ini, sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Petinggi Desa Tegalsambi, Agus Santoso bersama sejumlah sesepuh desa diikuti undangan dari unsur Forkopimda Jepara berangkat dari rumah yang berjarak sekitar 300 meter menuju perempatan Tegalsambi.
Berkumandangnya adzan dan arak-arakan pusaka desa, lengkap dengan “uborampe” nya ini menandai dimulainya prosesi tersebut. Prosesi sakral yang mulanya merupakan tradisi “usir pagebluk” bagi warga masyarakat sekitar. Hal ini dipercaya pada masanya, merupakan tradisi mengusir wabah penyakit dan tolak bala.
Perang Obor adalah salah satu tradisi di Jepara yang dilakukan setiap tahun. Tradisi Perang Obor dilakukan pada Senin Pahing di bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Perang Obor, yang menampilkan aksi memukulkan pelepah kelapa dan daun pisang kering yang sudah dibakar, diyakini sebagai upaya tolak bala.
Asal-usul Perang Obor Tegalsambi berasal dari legenda Ki Gemblong. Konon, dulu di desa tersebut, tinggal seorang pria kaya bernama Mbah Babadan, yang memiliki banyak hewan ternak berupa kerbau dan sapi.
Saking banyaknya, Mbah Babadan tidak sanggup untuk mengurus semua hewan ternaknya sendirian. Setelah itu, muncul Ki Gemblong, seorang yang mampu menggembala semua hewan ternak milik Mbah Babadan.
Mbah Babadan Marah…