Google search engine

MIKJEPARA.com, JEPARA – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Jungporo ajukan embung di Dusun legon lele, Desa Karimunjawa untuk mencukupi kebutuhan air di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten jepara saat musim kemarau.

Kabag perencanaan PDAM Jepara, Aji Asmoro mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan pembuatan embung di Karimunjawa.

Ia menuturkan bahwa tujuan pembuatan embung itu untuk mencukupi air di Karimunjawa ketika musim kemarau.

Pembuatan embung itu pun sudah disetujui BBWS Pemalijuana, desain pun sudah jadi.

Anggaran pembuatan embung itu sudah ditafsir Rp 18 miliaran dengan luasan lahan hingga 2,3 hektar.

Namun pembuatan embung itu terkendala terkait pembebasan lahan.

“Selalu kekurangan (air di Karimunjawa), kami usulkan penambahan embung legon lele, desain sudah jadi oleh BBWS tapi terkendali pembebasan lahan,” kata Aji, Kamis (11/10/2024).

Ia menambahkan bahwa sampai saat ini Pemerintah Daerah pun belum bisa menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan tersebut.

Saat ini kata dia, pihaknya hanya bisa mengelola sumber air yang ada.

“Pemerintah daerah belum bisa membebaskan lahan.Kami mengelola sumber yang ada, tidak bisa menambah. Kami menertibkan saja,” tuturnya.

Menurutnya jika embung itu bisa terealisasi, bisa mencukup semua kebutuhan air di Desa Karimunjawa berserta hotel yang ada.

“Debit yang didapatkan bisa mencukupi satu wilayah Karimunjawan sama hotel. 7,5 liter digunakan hampir 700 pelanggan,” tuturnya.

Dia ingin pemerintah bisa segera merealisasi pembuatan embung tersebut.

“Kami mendorong pemerintah daerah untuk bisa segera dieksekusi,” ucapnya.

Di sisi lain, Kepala Desa Karimunjawa, Arif Setiawan mengatakan bahwa seharusnya PDAM lebih bisa memaksimalkan sumber mata air yang ada.

“Dibandingkan membuat embung dengan dana puluhan miliar lebih baik dibuat perawatan ataupun pemaksimalan sumber air yang ada,” kata Arif.

Ia membenarkan bahwa untuk pembebasan lahan itu memang sampai saat ini bermasalahan, namun jika embung tidak ada pun masyarakat tetap bisa mendapatkan air kalau sumber mata air dikelola secara benar.

“Pembuatan embung memang terkendala pembebasan lahan, tapikan jika sudah dibuat apakah masyarakat dikasih air dari air hujan. Seharus anggaran sebesar itu bisa dialihkan pembuatan ataupun perawatan sumber air yang ada,” jelasnya.

Ia memastikan bahwa pemerintah desa diberikan anggaran sebesar itu pasti bisa menyelesaikan permasalahan air ketika musim kemarau.

“Saya percaya jika anggaran sebesar itu diberikan desa pasti bisa mengatasi masalahan air ini,” tutupnya”(MIKJPR-01)

Reporter : TJ/AL
Editor : Haniev.

Tinggalkan Balasan