MIKJEPARA.com, JEPARA – Bulan Rabiul Awal bagi masyarakat muslim adalah momen peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Juga bagi sejumlah masyarakat jawa yang memeringati bulan tersebut dengan beragam tradisi, antaranya dinamakan Grebeg Maulud atau Mulud dalam pengucapan jawa.
Setiap tahunnya, Keraton Surakarta maupun Keraton Yogyakarta juga mengadakan tradisi yang sama yakni Grebeg Mulud yang dikemas dalam Sekatenan. Menandai prosesi sakral hari penting dimana lahirnya Nabi Muhammad SAW, kemeriahan rangkaian acaranya pun tak kalah meriah dari acara-acara keraton lainnya.

Jepara sendiri di era Kerajaan Mataram Islam pernah menggelar prosesi yang sama, dimana Grebeg Mulud juga digelar untuk memeringati “Hadeging Kadipaten Jeporo” atau berdirinya Kadipaten Jepara yang jatuh pada 2 Mulud dalam penanggalan jawa.
Untuk tahun 2025 ini, peringatan Grebeg Mulud nJeporonan rencananya akan dihelat pada akhir bulan Agustus. Berbagai persiapan juga telah panitia lakukan, mulai dari tempat hingga rangkaian acara. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini di inisiasi oleh Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) Kabupaten Jepara.
Ketua Pakasa Jepara, Bambang Setyawan menjelaskan bahwa untuk tahun ini dalam penanggalan jawa diperingati ke-491 tahun Hadeging Kadipaten Jeporo pada 2 Mulud Ehe 1469 – 2 Mulud Je 1959.
“Insya Allah rencananya akan digelar mulai 29-30 Agustus 2025, ada kegiatan Tahtimul Qur’an, Sedekah alam dan ruwatan. Hingga kirab pusaka untuk pemecahan rekor MURI Dunia dan pagelaran wayang serta reog ponorogo,” terangnya.
Berbagai acara, mulai dari kirab budaya dan Pisowan di pendopo Kabupaten Jepara akan turut dimeriahkan oleh berbagai komunitas kebudayaan dari berbagai daerah di Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Mengingat Jepara sendiri memiliki kedekatan sejarah dengan berbagai Kadipaten (red; pemerintahan kabupaten) di era kerajaan masa lalu.
Direncanakan turut hadir pada acara Grebeg Mulud, diantaranya jajaran Forkopimda Jepara dan sejumlah pejabat penting dari kabupaten lain. Antaranya dari Kabupaten Ponorogo, Madiun, Ngawi, Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, Pati, Kudus, Wonogiri, Solo, dan daerah lain. Serta beberapa kelompok budaya lainnya.
Prosesi ruwatan juga akan dilaksanakan pada hari pertama, disambung dengan sedekah alam di Loji Gunung di komplek makam Taman Pahlawan Jepara. Tak lupa juga Napak Tilas beberapa tempat untuk mengambil sumber mata air, dan mengumpulkan tanah dari beberapa penjuru Jepara.
“Ini semua merupakan bentuk kepedulian dan kecintaan kami pada Jepara, kita ingin uri-uri tradisi dan budaya Jawa di Bumi Kartini,” pungkas Bambang.
Serta juga dilaksanakan sedekah bumi dengan menanam beberapa jenis tanaman endemik Jepara, antaranya tanaman langka yang sudah mulai jarang ditemukan. Serentak juga akan dilaksanakan penanaman di seluruh desa di Jepara sebagai simbol sedekah alam.
Puncak acara yang akan digelar pada hari kedua, yakni Kirab Pusaka tombak juga sekaligus dalam rangka pemecahan rekor MURI. Direncanakan ada sekitar 500 bilah pusaka tombak yang akan dikirab dari berbagai daerah dan komunitas untuk memeriahkan Grebeg Mulud. (MIKJPR-04)
Reporter : AD/TB
Editor : Haniev