Google search engine

MIKJEPARA.com, JEPARA – Pemerintah desa (Pemdes) Bangsri, Kecamatan Bangsri sukses mengelola budidaya ikan lele dengan sistem bioflak melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lestari.

Diketahui bahwa budidaya yang telah berjalan selama 4 tahun ini mampu memanen 1 ton ikan lele setiap panennya atau setara seribu kilogram per 4 bulan. 

Kepala Desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Sunaryo mengatakan dalam satu tahun berhasil memanen 3 ton ikan lele.

“Kalau panen itu jangkanya ada di 3-4 bulan sekali, bisa sampai 1 ton lebih. Memang lebih cepat dibanding dengan sistem biasa,” kata Kepala Desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Sunaryo, kamis (5/9/2024).

Sunaryo menjelaskan bahwa budidaya ikan lele dengan sistem bioflak ini berbeda dengan budidaya ikan pada umumnya. 

Menurutnya budidaya ini lebih ekonomis, lantaran tidak membutuhkan kolam luas, dan tidak banyak air.

Selain itu, sistem bioflak juga mampu menghemat pakan, bahkan air limbah dari kolam bioflok ini bisa dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman produktif yang bisa ditanam di sekitar kolam. 

Seperti di bumdes Lestari, air limbah lele digunakan sebagai pupuk untuk tanaman cabai. 

“Kalau ternak lele pakai sistem bioflak  memang lebih mudah. Karena, dengan lahan mimim pembudidaya ikan sudah bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa ketika panen raya, hasil dari ikan lele, 80 persen akan dijual dan dipasarkan menjadi olahan yang digemari generasi saat ini. Seperti, diolah menjadi abon dan dijual dalam bentuk froozen food. Sementara, 20 persen lainnya dibagikan ke posyandu yang ada di Desa Bangsri. 

Hal itu sebagai upaya untuk menggalakkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada setiap keluarga agar gemar makan ikan. Adapun hasil penjualan ikan lele, 25 persennya akan masuk ke dalam Pendapatan Anggaran Desa (PADes) dan sisanya untuk perputaran pengembangan BUMDes. (MIKJPR-01)

Reporter : TJ/AL
Editor : Haniev

Tinggalkan Balasan