Google search engine

MIKJEPARA.com, JEPARA – Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta meneken dan menetapkan status siaga darurat bencana, mulai terhitung Senin (9/11/2024). Ini seiring dengan tingginya intensitas curah hujan di Kota Ukir sepekan terakhir.

Penetapan status siaga bencana itu, jelas Edy, didasarkan pada prakiraan cuaca yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan hasil kajian dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara.

Hujaann

”Berdasarkan prakiraan dari BMKG dan hasil kaji dari TRC BPBD, mulai hari ini Jepara berstatus siaga darurat bencana hidrometeorologi,” kata Edy.

Edy memaparkan, berdasarkan prakiraan musim hujan dari BMKG Semarang, curah hujan di Jepara pada Januari dan Februari 2025 sangat tinggi yakni lebih dari 500 mm. Kondisi ini meningkat dibandingkan Desember ini yang berkisar 300-500 mm atau kategori tinggi.

”Awal musim hujan pada November, puncaknya pada Februari dan berakhir pada pertengahan April 2025,” jelas Edy.

Edy menyebut, jika pada musim hujan bencana yang biasa terjadi diantaranya banjir, longsor, angin kencang, abrasi pantai, banjir rob hingga petir.

”Untuk banjir rawan terjadi di sebelas kecamatan, longsor di empat kecamatan. Sedangkan angin di enam kecamatan, abrasi pantai di 3 kecamatan dan rob di dua kecamatan,” ujarnya.

Hingga kini, lanjut Edy, pemerintah telah melakukan upaya mitigasi bencana. Di antaranya perbaikan infrastruktur seperti perbaikan tanggul-tanggul sungai. Termasuk juga melakukan penghijauan di daerah perbukitan, penanaman mangrove, sistem peringatan dini hingga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana dan menyiapkan seluruh stakeholder yang terkait dengan kebencanaan.

”Masyarakat juga perlu bersama-sama melakukan mitigasi. Yakni, melakukan identifikasi dan antisipasi risiko bencana hidrometeorologi. Melakukan pencegahan dan mitigasi dengan bergotong royong membersihkan lingkungan, membangun awareness atau kesadaran dan kesiapan posko darurat,” imbuh dia.

Edy meminta semua pihak yang telah ditunjuk sebagai petugas kebencanaan bisa maksimal dalam menjalankan tugasnya. Bukan hanya BPBD, tetapi juga para camat dan jajarannya.

”Saya minta para camat mulai hari ini untuk stanby 24 jam dengan buat posko kedaruratan. Identifikasi berbagai potensi bencana dan kebutuhan yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Edy juga memerintahkan Dinas Kesehatan dan RSUD RA Kartini untuk bersiaga menghadapi potensi penyakit yang muncul pada musim hujan, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Ia berharap kasus DBD di Jepara pada tahun ini tidak separah akhir tahun lalu.

”Apabila dalam keadaan darurat dan terkendala anggaran, kita bisa gunakan BTT (Belanja Tak Terduga). Nanti teknisnya bisa melalui Pak Asisten Tiga,” pungkasnya. (MIKJPR-01)

Reporter : AD/DS
Editor : Hnv

Tinggalkan Balasan