MIKJEPARA.com, JEPARA – Sejumlah wilayah di utara Jepara mengalami kekeringan dan krisis air bersih sebagai dampak musim kemarau.
Beberapa desa di wilayah utara, seperti di Kecamatan Donorojo masuk ke dalam daftar yang mengalami krisis air bersih, tutur Kalak BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto Senin (23/8/2021).
Krisis air bersih, lanjutnya merupakan permasalahan serius yang harus ditanggulangi bersama. Karena itu diriya kembali mengingatkan dan mengajak masyarakat yang ada di wilayah setempat untuk bijaksana dalam penggunaan air bersih.
Gunakan air secukupnya, selain itu pada masa mendatang mari kita tingkatkan gerakan tanam pohon sebagai upaya mitigasi bencana kekeringan, katanya.
Dua desa di Kecamatan Donorojo mulai terdampak kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara mulai men-droping beberapa kali. Lokasinya di Desa Clering dan Desa Sumberejo kemarin.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jepara Arwin Noor Isdiyanto melalui Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Muh Ali Wibowo menjelaskan, musim kemarau tahun ini baru dua desa tersebut yang masuk laporan permohonan air bersih. ”Droping ke masing-masing desa 10.000 liter air,” katanya.
Akibat kekurangan air tersebut, 991 kepala keluarga (KK) terdampak. Desa Sumberejo kekurangan air bersih di RT 3/RW 3 dengan jumlah 406 KK dan RT 2/RW 4 dengan 305 KK. Sedangkan Desa Clering lokasi yang terdampak di Dukuh Tawangrejo dengan 125 KK dan Dukuh Karangrejo dengan 155 KK.
Ia menambahkan, jatah droping air bersih hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 590.000 liter. Pihaknya berharap, dampak kekeringan tahun ini tak meluas ke berbagai wilayah di Jepara lain.
Tahun lalu, menjelang akhir tahun ada enam desa yang terdampak kekurangan air bersih. Dengan jumlah 4,4 ribu jiwa yang terdampak. Keenamnya, meliputi Desa Blimbingrejo, (Kecamatan Nalumsari), Desa Kaliombo (Pecangaan), Desa Panggung (Kedung), Desa Plajan (Pakis Aji), serta Desa Clering dan Desa Blingoh (Donorojo).
Sehingga produk dapat bersaing dengan kompetitornya. Diberikan pula pendampingan dan aplikasi teknologi oleh Bapak M. Sagaf, berupa alat kontrol suhu dan kelembaban kumbung yang berguna untuk menjaga suhu dan kelembaban kumbung untuk budidaya jamur tiram secara otomatis. (MIKJPR-01)
Reporter : Purw/Put
Editor : Haniev