Google search engine

MIKJEPARA.com, JEPARA – Buah Parijoto yang dikenal dengan nama ilmiah Medinilla Speciosa ini juga kerap disebut dengan anggur Asia. Dan untuk memperoleh buah tersebut, setidaknya mudah ditemui di sekitaran objek wisata religi Sunan Muria yang terletak di Desa Colo Dawe Kabupaten Kudus.

Tanaman buah berwarna ungu ini sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI sebagai varietas lokal Kabupaten Jepara. Tanda daftar varietas lokal untuk tanaman ini, diterbitkan Kementan melalui Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.

Varietas lokal Parijotho Jepara, terdaftar resmi dengan nomor 1300/PVL/2019 dan telah diterbitkan tanggal 6 Desember 2019.

Seperti diketahui, di wilayah pegunungan Jepara sendiri pernah menjadi pusat pembudidayaan buah berwarna khas ungu ini sebelum banyak dikenal di wilayah pegunungan Muria. Beberapa waktu silam, di era sekitar tahun 1900-an, justru masyarakat sekitaran Muria lah yang banyak “memanen” buah ini dari Desa Tempur untuk dijual di pasaran.

Berdasarkan penelusuran sejarah, tanaman ini dahulu kala banyak didapati di dukuh Duplak Desa Tempur Kecamatan Keling Jepara.

Baca Juga : Begini Asal Muasal Bibit Buah Parijoto Desa Tempur Jepara

Hal ini membuktikan, bahwa sebenarnya buah parijoto sendiri memang pernah tumbuh subur di Desa Tempur. Karena memang kondisi geografisnya yang mendukung, berada di ketinggian 800 -1.000 meter di atas permukaan laut (MDPL). Melansir dari sumber wikipedia, tanaman parijoto ini rata-rata memiliki tinggi antara 45-60 cm.

Junaidi, salah satu warga Dukuh Duplak Desa Tempur menceritakan bahwa memang dari dulunya warga sekitar banyak memanen dan menjualnya ke tengkulak. Namun sekarang sudah mulai jarang dibudidayakan di sini (red : Dukuh Duplak Tempur).

“Sekarang, petani setempat pun mulai jarang yang membudidayakan parijoto tersebut. Hanya beberapa orang yang masih menanamnya di sekitaran pekarangan rumah,” terangya

Warga lebih tertarik budidaya tanaman kopi dan sejenisnya, karena lebih mudah dipasarkan bagi para pengunjung wisata desa tersebut.

Ia berharap meskipun parijoto ditetapkan sebagai tanaman endemik asli Desa Tempur Jepara, pihak-pihak terkait mampu membranding dengan ciri khas nya agar juga bisa di komersilkan disini.

“Parijoto asli Tempur bisa dikenalkan dan diolah secara baik, agar bisa dijual. Petani disini biar lebih tertarik untuk membudidayakannya lagi seperti dulu,” pungkasnya. (MIKJPR-01)

Reporter : Jn/DS
Editor : Haniev

Tinggalkan Balasan