“Sejak tahun 90-an saya sudah mulai membuat tosan aji dengan bimbingan spiritual oleh para ulama. Untuk menempa material bahan baku pembuatan keris, proses pembakaran, saya juga melakukan ritual puasa dan berdoa kepada Tuhan YME,” ungkapnya.
Bahkan untuk menunjang proses tersebut, ia memakai media air dari beberapa sumber mata air seperti dari Jatim dan wilayah Jepara lainnya. Yang dipercayai, unsur tanah dan air dalam pembuatan keris sangat penting baik secara fisik maupun simbolis.
Tanah memberikan dasar kekuatan melalui bahan baku logam dan kayu yang digunakan, sementara air berfungsi dalam proses-proses teknis seperti pendinginan dan pengasahan, serta memiliki makna spiritual yang mendalam dalam proses pembuatan dan ritual keris.
Keterlibatan kedua unsur ini memperkuat pandangan bahwa keris tidak hanya sekadar senjata, tetapi juga benda yang mengandung nilai dan kekuatan alam serta spiritual yang sangat dihormati dalam budaya Jawa dan tradisi pembuatan keris lainnya.
Bambang Setiyawan, salah satu pemesan tosan aji asal Jepara yang sering datang ke besalen ini misalnya. Ia bahkan telah berulang kali memesan keris ataupun tombak kepada Mpu Tumaji. Ia juga ingin mengenalkan lebih luas keberadaan tokoh tersebut, bahkan stakeholder terkait bisa turut membantu mengembangkannya dari sektor ekonomi kreatif.
Baginya, membuat keris adalah proses yang kompleks dan memerlukan keterampilan tinggi, serta pemahaman mendalam tentang budaya dan tradisi pembuatan keris. Keris bukan hanya senjata tajam, tetapi juga memiliki nilai spiritual, simbolis, dan seni yang tinggi
“Persepsi tentang keris yang dianggap syirik adalah salah, karena seperti halnya benda lainnya. Keris adalah sarana kita melestarikan warisan nenek moyang. Tujuan pemanfaatan dan fungsi tosan aji, semuanya atas izin dan kehendak Allah SWT,” terang Bambang.
Di sisi lainnya, masih banyak khalayak umum menempatkan keris sebagai benda yang lekat dengan mistik, kemusyrikan, dan berbagai hal negatif lainnya.
Jejak penafsiran ini pula yang masih terus hidup di dalam masyarakat. Padahal, keris menurutnya adalah doa-doa yang dibendakan. Dan harapannya kedepan, generasi penerus tetap bisa mencintai dan melestarikan tosan aji. (MIKJPR-01)
Reporter : AD/DS
Editor : Haniev