MIKJEPARA.com, JEPARA – Selain persoalan bullying dan kekerasan terhadap anak yang marak terjadi akhir-akhir ini, fenomena anak punk kian mengkhawatirkan. Di Kabupaten Jepara, beberapa anak-anak di pedesaan dan anak sekolah diindikasi ikut tergabung dalam pergaulan bebas jalanan ala anak punk.
Anak-anak punk tersebut, selain sering ditemui di jalanan dan titik lampu merah. Kini juga sering kali ditemui saat digelarnya majelis pengajian. Hal ini pun, menjadi perhatian serius para tokoh agama yang sering menyelenggarakan kegiatan keagamaan.
Salah satu contoh kasus yang sering terjadi, mereka ikut serta dalam suatu majelis pengajian. Tak ayal, mereka yang berpamitan kepada orang tua pun ternyata terbawa bersama teman hingga tak kembali pulang ke rumah.
Dalam sepekan terakhir, tercatat 3 orang anak yang dilaporkan menghilang dari rumah setelah berpamitan ikut serta dalam pengajian.
“Tolong bapak ibu, yang tahu keberadaan anak tersebut. Sudah beberapa hari tidak pulang, pamitnya ikut sholawatan. Bisa hubungi nomor HP tersebut,” tulis Tolok Jabir di Group Facebook MIK Jepara sambil menampilan tangkapan layar percakapan group WA.
Beberapa komentar warga net, pun mensinyalir bahwa anak-anak tersebut tergabung dengan rombongan anak Punk.
“Layo Sholawatan panggunge mewah, audio mewah diskotik lapangan bloko. bocah punk teko kabeh,” tulis salah satu komentar.
Adapun beberapa anak, yang tercatat menghilang tak kembali pulang antaranya 1 pria dan 2 perempuan yang semuanya masih duduk dibangku sekolah.
Fenomena anak punk akhir-akhir ini memang kian marak di Kabupaten Jepara. Mereka mencari uang dengan mengamen di lampu-lampu merah di Kota ukir. Pemandangan miris pun kerap dijumpai, kelompok punk ini ada yang masih anak belia dan merokok di tempat umum.
Bahkan anak-anak punk tersebut, tak segan untuk turut hadir di beberapa acara pengajian. Meskipun beberapa panitia, melarang kehadiran mereka dengan maksut menjaga kekhusyukan majelis.
“Sampai hari ini belum pulang, pamitnya mau ke sholawatan. Yang tau tolong hubungi nomor tersebut,” tulis salah satu warganet sambil menunjukkan foto anak tersebut.
Menurutnya, keberadaan anak punk kerap meresahkan masyarakat. Diharapkan pemerintah, melalui dinas terkait bisa turut menertibkan.
“Akhir-akhir ini kok banyak anak ilang yow perasaan,” tulis Wahyu Java di komentarnya.
Dari informasi yang didapat, beberapa anak tersebut sudah dijemput orang tua di lokasi mangkal. Informasi tersebut didapat dari beberapa relawan yang memantau aktivitas mereka di beberapa lampu merah. (MIKJPR-01)
Reporter : TJ/AL
Editor : Haniev