Dari sisi riset, BRIN menempatkan padi biosalin sebagai bagian dari strategi optimalisasi lahan terdampak bencana lingkungan. Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset dan Inovasi Daerah BRIN Wiwiek Joelijani mengatakan, pengembangan biosalin tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga mitigasi dan pemulihan pascabencana.
“Untuk menjamin keberlanjutan, hasil produksi padi biosalin tidak hanya diarahkan sebagai komoditas konsumsi, tetapi juga untuk produksi benih guna mendorong kemandirian benih lokal,” kata Wiwiek.
Selain sektor pertanian, PGN turut memperkenalkan teknologi Petasol, yaitu pengolahan limbah plastik bernilai rendah menjadi bahan bakar minyak. Teknologi ini sebelumnya dikembangkan di Karimunjawa dan kini diperkenalkan sebagai bagian dari pendekatan terpadu antara ketahanan pangan, pengelolaan lingkungan, dan transisi energi.
Ke depan, PGN bersama BRIN dan pemerintah daerah berencana mereplikasi model kolaborasi ini di wilayah pesisir lain di Jawa Tengah. Salah satu rencana pengembangan diarahkan ke Kabupaten Batang pada 2026 dengan skala yang lebih luas untuk memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi kerakyatan secara berkelanjutan. (MIKJPR-01)
Reporter : AD/TB
Editor : Haniev












