MIKJEPARA.com, JEPARA – Pernah dengar Situs Gunung Padang? Sebuah lokasi bersejarah yang pernah viral di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan berbagai pesona uniknya yang menampilkan bukit bebatuan mirip piramida Mesir.
Gunung Padang konon merupakan warisan megalitik terbesar di Asia dengan luas sebesar 900 meter persegi dan mengalahkan piramida di Mesir. Hingga saat ini pun, masih terus dilakukan penelitian guna mendalami nilai sejarah yang terkandung pada situs tersebut.
Gunung Padang terdiri dari berbagai bentuk susunan batu unik dengan segala keindahan pemandangan alam yang luar biasa. Nahh bagimana jika struktur batu yang ada di situs tersebut mirip dengan kontur batu yang ada di Desa Tunahan Kecamatan Keling Jepara.
Tampak hal tersebut dari unggahan video yang muncul di timeline group Facebook MIK Jepara pada tanggal 14 Oktober 2020. Dalam video tersebut nampak beberapa orang yang sedang melakukan aktivitas penambangan batu pada sebuah bukit kecil yang di sinyalir sebagai salah satu situs peninggalan sejarah.
Belum bisa dipastikan mengenai kebenarannya, namun jika menilik dari struktur batuan tersebut. Diperkirakan bentuk batuan tersebut dari jenis batuan andesit basaltis dan sebagian besar berwarna abu-abu gelap.
Sampai saat ini, aktivitas penambangan terus dilakukan di lokasi tersebut. Berdasarkan info masyarakat, tanah tersebut dimiliki perorangan yang di duga adalah aktifitas ilegal tanpa sepengetahuan pemerintah maupun Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
Lokasi bukit yang dinamakan dengan Gunung Wurong ini menurut sejarah, merupakan bakal calon bukit atau gunung yang dalam istilah jawa “wurong” atau gagal di susun secara utuh.
Ilham Adipura, salah satu warga setempat bercerita bahwa susunan batu tersebut berbentuk utuh dengan panjang sekitar 5 hingga 10 meter. Bentuk balok kotak inilah yang di perkirakan memiliki kemiripan dengan bebatuan di situs Gunung Padang.
“Batu tersebut jika di gali dari bawah, secara utuh memiliki panjang sekitar 5 hingga 10 meter. Dan sepertinya juga nempel seperti ada lem perekat, jika di congkel dengan linggis kebanyakan patah alatnya,” terang Ilham.
Mengetahui hal tersebut, pihak desa setempat juga tidak ada respon untuk menghentikan sementara aktivitas penambangan tersebut sambil menunggu kajian tim dari dinas terkait. Meski sudah berjalan setahun terakhir, mereka enggan melaporkan hal tersebut ke pihak terkait.
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kabupaten Jepara belum mengambil langkah terkait informasi tersebut. Diharapkan dengan ditemukannya situs bebatuan tersebut, bisa di tarik sebuah garis sejarah terkait kerajaan-kerajaan kuno di wilayah Jepara di masa lampau. (MIKJPR-01)
Reporter : Putra/Ilh
Editor : Haniev