MIKJEPARA.com, JEPARA – Pengurus Cabang LTN NU Kabupaten Jepara menggelar kegiatan literasi digital untuk kalangan santri, pelajar dan mahasiswa. Kegiatan berlangsung di Gedung Perpustakaan UNISNU Jepara, Kamis (10/8/2023).
Lewat kegiatan ini diharapkan kalangan milenial itu lebih cakap dan bijak saat berinteraksi di ruang digital yang kian memegang peranan vital dalam berbagai aktivitas kehidupan belakangan ini.
Hadir dalam kegiatan bertema Membangun Generasi Muda NU Melek Digital ini, Sekretaris Tanfidziyah PCNU Jepara Kiai Ahmad Sahil, Trainer Literasi Digital Dr. Muhammad Shohibul Itmam dan puluhan santri, pelajar dan mahasiswa di Kota Ukir.
Ketua LTN NU Jepara Muhammad Olies mengatakan ada sisi positif maupun negatif seiring kian eksisnya ruang digital belakangan ini. Cara pandang, pola interaksi bahkan tuntunan perilaku masyarakat dipengaruhi konten yang ada di ruang digital.
Persoalannya, ketidakcakapan mengarungi ruang digital ternyata juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di dunia nyata.
Menurutnya kian maraknya judi online, pornografi, perundungan di kalangan milenial hingga perilaku tindak pidana juga dipengaruhi penggunaan ruang digital yang tidak bijak.
Ia mencontohkan kasus maraknya tawuran antarpelajar, hoax dan ujaran kebencian, atau kasus terbaru pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan anggota dewan di Jakarta yang main judi online saat aktivitas kedewanan merupakan contoh nyata jika masih banyak elemen masyarakat yang belum sepenuhnya faham literasi digital.
“Gejala seperti ini lazim terjadi. Jelang pemilu seperti sekarang ini ruang digital kian keruh makanya kita gaungkan literasi digital agar aktivitas di dunia maya tidak memunculkan efek negatif di dunia nyata,” kata Muhammad Olies yang juga Editor Tribun Jateng ini.
Trainer Literasi Digital Muhammad Shohibul Itmam mengatakan literasi digital merupakan keniscayaan. Kegiatan ini tidak hanya untuk pelajar saja, namun juga mencakup segala usia dengan berbagai latar belakang.
Berdasar data, pengguna internet di Indonesia tergolong “reseh” saat berinteraksi di ruang digital. Oleh karena itu progam budaya digital, etika digital dan yang sejenis penting terus digencarkan agar buah kecanggihan teknologi ini tidak memicu beragam masalah di kemudian hari.
“Ruang digital itu seperti saluran listrik, apabila salah klik maka akan terjadi kerusakan, jadi kemampuan menggunakan media digital dengan bijak, berakhlak dan berintegritas ini penting. Padamnya aktivitas literasi digital ini juga berarti rusaknya peradaban,” ujar dosen IAIN Kudus ini.
Sementara itu, Sekretaris Tanfidziyah PCNU Jepara Kiai Ahmad Sahil mengatakan saat ini ada kecenderungan penggunaan ruang digital yang kian tidak bertanggung jawab dan sekaligus bertentangan dengan nilai agama.
Pihaknya ingin kalangan milenial NU lebih bisa memilah dan memilih informasi yang ada di ruang digital. Sebab banyak konten yang isinya membid’ahkan atau mengkafirkan kalangan lain hanya karena tidak sealiran juga berseliweran di ruang digital.
Jika dibiarkan hal itu bisa berpotensi merongrong keharmonisan, toleransi hingga keutuhan masyarakat bahkan bangsa dan negara Indonesia.
“Kita semua dituntut menjadi pengguna ruang digital yang bertanggung jawab. NU Jepara mendorong agar berbagai elemen masyarakat cerdas dan bijak saat berinteraksi di ruang digital. Karena ini juga menyangkut nasib masa depan Indonesia,” tandas Gus Sahil. (MIKJPR-01)
Reporter : DW/FP
Editor : Haniev