MIKJEPARA.com, JEPARA – Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, nampak terlihat antusias berdikusi di teras rumah yang merupakan tempat sentra industri pengolahan jajan kripik singkong milik Pak Mustaqim di Desa Banjaran Kecamatan Bangsri.
Mereka semua tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNISNU Jepara, yang ditugaskan untuk turut mendampingi UMKM setempat. Salah satunya adalah UMKM Hasbuna yang memiliki produk kripik singkongnya yang khas.
Kegiatan KKN bertemakan “Mempercepat Pemulihan Ekonomi & Sosial” kali ini, tak lepas dari tugas mereka untuk menggandeng para produsen-produsen rumahan yang sedang bangkit pasca pandemi.
Mustaqim, pemilik usaha kripik singkong Hasbuna awalnya memang menggeluti bisnis ini semata-mata untuk memenuhi ekonomi keluarga. Dimana ia mulai menjajakan hasil olahannya ke berbagai toko tetangga sekitar, namun tak disangka ia mendapatkan respon pasar yang positif.
“Saya mendirikan usaha ini karena saya tidak suka bekerja dengan orang lain, jadi saya kerja ini dirumah saja. Dulu beberapa kali saya pernah bekerja ikut orang tetapi tidak lama,” ungkap Mustaqim.
Tim KKN dibawah bimbingan Dosen Lapangan Alex Yusron ini pun mulai terbesit gagasan untuk mendampingi Pak Mustaqim dengan memasarkan dagangannya.
Baca Juga : Dukung UMKM Naik Kelas, Mahasiswa UNISNU Latih Packaging Industri Arem-arem
Awalnya sebelum masa pandemi, omset yang didapatkan sangat menjanjikan. Namun setelah pandemi ini, usaha yang dirintis bersama istrinya tersebut turun drastis sekitar 50 persen.
“Covid-19 sangat mempengaruhi, dulu setiap hari bisa memproduksi 100 pcs, tetapi sekarang ini produksi hanya dilakukan 2-3 hari sekali saja,” ungkap Erna istri dari Mustaqim.
Kini Mustaqim sudah tidak bingung lagi untuk mendapatkan bahan baku keripik, karena sudah ada yang memberi stock kerumah setiap harinya.
“Untuk bahan baku singkong sudah ada yang mengirimi stock setiap harinya, jadi kami bisa selalu memproduksi,” Imbuh Mustaqim.
Beberapa cara yang dilakukan sekarang oleh tim KKN, adalah diantaranya pemasangan papan lokasi dijalan, banner di depan rumah, pin lokasi google maps, membuatkan akun facebook serta mengenalkan ke warung-warung kopi untuk tempat setoran.
Selain memproduksi keripik singkong, pasangan suami istri ini juga memanfaatkan limbah produksi kulit singkong untuk pakan hewan ternak. Serta hasil pembakaran dari penggorengan, arangnya bisa dimanfaatkan dan dijual kembali. (MIKJPR-01)
Reporter : Mdh/kkn
Editor : Haniev