Jasminto meminta negosiasi dan berhenti di depan rumah makan di Desa Krasak. Dalam negosiasi itu, semula pihak debt collector meminta uang jaminan sebesar Rp 25 juta. Jasminto berhasil menegonya dan turun menjadi Rp 15 juta.
Selanjutnya, Jasminto meminjam uang kepada saudaranya di Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan. Sementara itu, kelompok debt collector menunggu di rumah makan tersebut. Beberapa saat kemudian, Jasminto kembali menemui debt collector itu.
Setibanya di rumah makan itu, rupanya sudah banyak anggota Grib Jaya yang berada di lokasi. Lalu kemudian terjadi cekcok. Hingga akhirnya pecahlah keributan antara para debt collector dengan para anggota ormas Grib Jaya.
“Ada sekitar 50 anggota Grib Jaya. Sempat terjadi keributan,” kata AKP Wildan.
Debt collector bernama Mastur dikabarkan sempat pergi dari lokasi dengan mengendarai mobil Agya. Namun orang ini justru menabrak pengendara motor dan dikabarkan melakukan tabrak lari.
“Saat itu massa semakin bertambah. Dan suasana semakin chaos,” ujar Wildan.
Wildan menyampaikan, anggota Polsek setempat yang datang ke lokasi langsung mengamankan situasi. Kedua belah pihak, baik para debt collector dan para anggota ormas Grib Jaya dibawa ke Polsek Pecangaan untuk dimediasi.
“Setelah dipertemukan, kedua belah pihak sepakat damai dan tidak saling menuntut. Sedangkan untuk Jasminto, akan tetap menyelesaikan pembayaran. Karena yang bersangkutan telah mengajukan pelunasan khusus,” pungkas AKP Wildan. (MIKJPR-01)
Reporter : AD/TB
Editor : Haniev
