Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan, kunjungan dari Duta Besar Inggris tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi Jawa Tengah. Beberapa hal yang dibahas tersebut akan ditindaklanjuti secara mendalam oleh dinas-dinas terkait.
Di antaranya terkait dengan ekonomi hijau, kemudian transportasi di Jawa Tengah yang perlu adanya dry port terkait konektivitas logistik yang akan dipusatkan di Batang.
Selanjutnya adalah beasiswa dan pertukaran mahasiswa di mana Dubes Inggris juga akan mengunjungi beberapa kampus di Jawa Tengah, salah satunya Universitas Diponegoro.
“Tidak kalah pentingnya adalah terkait sampah yang nanti sampah regional atau RDF yang akan kita bahas. Nanti Beliau akan menurunkan tim untuk penelitian sampah plastik di Semarang,” katanya
Ahmad Luthfi juga menawarkan terkait potensi investasi tambak nila salin di wilayah pesisir. Setidaknya ada 72 hektare yang siap untuk nila salin.
Selain itu, ia juga menawarkan potensi pariwisata dan budaya di Jawa Tengah. Di mana Jawa Tengah memiliki sekitar 1.000 desa wisata dan destinasi wisata lain seperti Karimunjawa, Borobudur, dan sebagainya.
“Kami tawarkan barangkali tertarik, lalu banyak lagi yang nanti akan didalami oleh tim Dubes Inggris dan dinas-dinas kita,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data kinerja investasi di Jawa Tengah, Inggris menempati urutan ke-20 negara teratas asal investasi di Jawa Tengah dengan nilai Rp 486,05 triliun.
Sektor Investasi Inggris di Jateng meliputi industri barang dari kulit dan alas kaki, industri makanan, perdagangan dan reparasi, serta jasa lainnya seperti hotel dan restoran. (MIKJPR-01)
Reporter : AD/TB
Editor : Haniev