Sepanjang perjalanan, ribuan masyarakat menyambut dengan gegap gempita. Tak luput, mereka mengabadikan momen dengan kamera ponsel. Mereka merekam kecantikan pemeran Ratu Kalinyamat.
Jalan kaki para pejabat itulah yang membedakan kirab tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, rombongan pejabat menaiki kendaraan atau kereta kuda.

Bupati Jepara, Witiarso Utomo atau Mas Wiwit menyampaikan, kirab ini merupakan tradisi yang sudah berjalan sejak dulu. Seluruh persembahan dalam kirab itu ditujukan sebagai pengingat kepada masyarakat akan perjuangan Ratu Kalinyamat.
”Itu adalah makna dari perjuangan Ratu Kalinyamat. Semoga kita bisa menyontoh perjuangan beliau di era modern saat ini,” kata Wiwit.
Sementara itu, pasukan Bregada Prajurit Nguntara Praja dan Korsik Prajurit Sura Praja Pakasa Jepara nampak gagah memimpin prosesi kirab yang disambut mulai depan Balai Desa Mantingan. Pasukan yang terdiri dari Bregada Pedang, tombak, dan korsik drumband ini tampil spesial dengan perpaduan anggota dari Pakasa Jepara, Kodim Jepara, dan Polres Jepara.
Digelar juga apel pasukan dihalaman Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan, dikomandoi oleh Ketua Paguyuban Kawula Kraton Surakarta (Pakasa) Cabang Jepara yang dipimpin KRA Bambang S Adiningrat. Apel kali ini nampak beda, tampil sebagai Pangarso Bupati yakni Mas Wiwit didampingi Wakil Bupati Gus Hajar.
Prosesi pembukaan hingga penutupan kirab lurup langse di komplek Makan Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat kali ini berjalan sukses dan meriah. (MIKJPR-01)
Reporter : AD/DS
Editor : Hnv