MIKJEPARA.com, JEPARA – Fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) atau Super Blood Moon tahun ini terjadi pada Rabu (26/05/2021). Peristiwa tersebut merupakan fenomena alam dimana posisi matahari, bumi, dan bulan berada pada posisi sejajar. Hal ini dikarenakan bulan bergerak mengelilingi bumi sesuai orbit atau garis edar.
Sehubungan dengan fenomena tersebut, Lembaga Kajian Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum Universits Islam Nahdlatul Ulama’ (UNISNU) Jepara mengadakan peneropongan gerhana di dua lokasi yang berbeda sekaligus untuk mendokumentasikan peristiwa langka ini.
Lokasi yang pertama bertempat di Desa Pecangaan tepatnya di Resto & Cafe “Kampung Siwatu” Troso Pecangaan Jepara, sekaligus bekerja sama dengan PAC GP Ansor Pecangaan dalam menggelar shalat gerhana secara berjamaah.
Acara peneropongan tersebut dihadiri langsung oleh Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Mayadina. Aktifitas peneropongan sendiri dilakukan sejak pukul 16.00 WIB, dimulai dari memasang teropong, sholat gerhana berjamaah, dan pengamatan bulan hingga kembali utuh sampai pukul 20.00 WIB.
Adapun lokasi kedua yang menjadi tempat pengamatan gerhana bulan adalah di Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan Jepara. Kegiatan peneropongan di tempat tersebut juga bekerjasama dengan pengurus dan remaja masjid, serta beberapa pengurus Madrasah Aliyah (MA) Matholiul Huda Bugel, dimana pemantauan bersama tersebut merupakan yang pertamakalinya dilakukan.
“Pemantauan bersama ini berawal dari salah satu remaja masjid yang menguasai ilmu falak, dari yang sebelumnya hanya dengan menggelar sholat gerhana dan khotbah. Tapi kali ini mencoba untuk melakukan peneropongan juga bersama-sama,” terang Ali Maftuhkin dari Madrasah Aliyah Matholiul Huda.
Dengan adanya peneropongan gerhana ini, antusias warga sangat besar terutama di kalangan anak-anak dan juga para peziarah, antusias para peziarah ini terlihat dari banyaknya antrean yang ingin melihat fenomena gerhana secara langsung melalui teropong yang di sediakan oleh Lembaga Kajian Ilmu Falak UNISNU Jepara
“Ternyata antusias warga, peziarah, serta pengurus sendiri sangat luar biasa, terlihat dari banyaknya anak-anak yang ikut sholat di masjid karena hendak melihat teropong. Begitupun dengan para peziarah yang tidak langsung pulang akan tetapi ikut dalam peneropongan,” imbuh Ali.
Rangkaian acara di masjid Mantingan tersebut pun tidak jauh berbeda dengan lokasi pertama yakni pemasangan teropong dimulai sejak pukul 17.00 WIB, dilanjutkan sholat maghrib dan shalat gerhana lalu masuk pada acara inti yakni observsi gerhana. Gerhana mulai terlihat sejak pukul 17.58 WIB Hingga pukul 19.14 WIB. Bulan mulai terlihat utuh kembali pada pukul 19.51 WIB.
Sementara itu koordinator dari UNISNU untuk pantauan gerhana, Ustadz Hudi mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang selalu ia laksanakan setiap ada kaitannya dengan ilmu falak juga peristiwa lainnya yang terkait dengan astronomi. Baik itu pantauan hilal menjelang awal ramadan atau syawal, ataupun fenomena alam seperti gerhana kali ini. Dengan tujuan mengajak mahasiwa dan masyarakat umum belajar serta mengenal ilmu falak walaupun secara singkat.
“Kami selalu sediakan teropong untuk mempersilahkan masyarakat melihat secara langsung aktifitas kami berkaitan ilmu falak, juga melihat secara langsung pergerakan benda langit dan fenomena menarik lainnya yang dipelajari dalam ilmu astronomi,” ungkap Hudi. (MIKJPR-01)
Reporter : Hudi
Editor : Haniev