MIKJEPARA.com, JEPARA – Salah satu wahana demokrasi bagi mahasiswa di lingkup Perguruan Tinggi adalah lewat Pemilihan Umum (Pemilu), baik pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) maupun anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DMP).
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara akan segera menggelar Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa). suksesi kepemimpinan tingkat mahasiswa ini digelar setiap tahun sekali untuk memilih presiden BEM beserta DPM.
Sebagai persiapan, Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) UNISNU menggelar seminar pendidikan politik dan demokrasi pada Sabtu (20/6/2020)
Seminar digelar di Auditorium Perpustakaan UNISNU tersebut menghadirkan ketua KPU Kabupaten Jepara Subchan Zuhri serta ketua Bawaslu Kabupaten Jepara Sujiantoko.
Dalam kesempatan itu, Subchan memaparkan beberapa hal terkait pentingnya belajar berpolitik dan menerapkan sistem berdemokrasi di lingkungan kampus. “Kampus adalah miniatur negara. Mahasiswa sebagai bagian komunitas terbesar di lingkungan kampus harus mengambil peran penting untuk menata kehidupan kampus yang demoktratis,” terangnya.
Subchan menambahkan, mahasiswa harus melek politik. Mahasiswa sebagai kaum intelek diharapkan tidak alergi dengan yang namanya politik. “Politik itu cara, usaha, siasat atau seni untuk mendapatkan sesuatu tujuan. Jadi kalau ada pernyataan politik itu kotor, yang kotor bukan politiknya, tetapi orang atau oknumnya,” katanya.
Untuk itu, lanjut Subchan yang juga alumnus UNISNU Jepara ini, bahwa sebagai mahasiswa perlu mulai memahami politik sejak saat ini. Sebab, banyak persoalan di negeri ini yang tidak lepas dari berbagai kepentingan politik, dan mahasiswa harus turut andil dalam memberikan solusi-solusi setiap permasalahan di masyarakat ini.
Lebih lanjut dia mengatakan, pembelajaran berpolitik dan berdemokrasi di lingkungan kampus dapat diwujudkan dalam momentum pemilihan umum mahasiswa ini. Dalam Pemilwa ini, mahasiswa UNISNU diimbau untuk mampu menggelar dengan demokratis. “Pemilwa ini menjadi momen untuk belajar menyelenggarakan pemilu. KPUM selaku panitia pemilunya mahasiswa mestinya mampu menggelar Pemilwa dengan demokratis,” paparnya.
Subchan juga menyampaikan, dengan pengalaman penyelenggaraan pemilu mahasiswa ini, diharapkan ke depan para anggota KPUM dapat melanjutkan dirinya sebagai penyelenggara pemilu di negara ini. “Pengalaman penyelenggaraan Pemilwa ini sangat penting. Semoga kelak para anggota KPUM dapat menggantikan saya menjadi anggota KPU,” imbuhnya.
Sementara salah satu anggota KPUM, Wachidsyah Sulhan Hadipradana yang juga menjadi moderator dalam seminat itu menyampaikan, tahapan Pemilwa saat ini sudah memasuki tahap penelitian syarat calon presiden BEM. Pemilwa kali ini ada dua pasangan calon presiden yang mendaftarkan diri ke KPUM.
Para calon ini akan berebut suara sekitar 7.000 suara mahasisawa untuk menggantikan presiden BEM saat ini yang dijabat Walia Maulana Rosyada. (MIKJPR-01)
Reporter : Putra
Editor : Haniev