MIKJEPARA.com, JEPARA – Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar peringatan malam Nuzulul Quran dalam rangkaian ibadah di bulan suci Ramadan 1446 Hijriah.
Acara tersebut berlangsung khidmat di Peringgitan Pendopo R.A. Kartini pada Rabu (19/3/2025) malam.

Acara ini dihadiri oleh jajaran Kepala Perangkat Daerah, sejumlah tokoh agama di Kabupaten Jepara, dan pemangku kepentingan terkait.
Dalam sambutannya, Bupati Jepara H Witiarso Utomo menekankan agar menjadikan semangat Alquran dalam peringatan Nuzulul Quran ini sebagai landasan untuk pembangunan daerah.
“Semoga spirit Alquran dan dalam momentum peringatan Nuzulul Quran ini bisa kita jadikan landasan untuk pembangunan Jepara,” tutur Mas Bupati Wiwit, Kamis (20/3/2025).
Pada momentum pertama kali peringatan Nuzul Quran dengan amanah baru sebagai Bupati Jepara, Mas Bupati Wiwit berharap tugasnya sebagai pemimpin di Kabupaten Jepara bisa membawa kemanfaatan.
“Semoga amanah ini bisa bermanfaat bagi Jepara dan amanah ini mesti didukung oleh semua elemen masyarakat,” kata dia.
Dikatakan, tantangan pembangunan Kabupaten Jepara lima tahun mendatang di tengah kondisi ekonomi yang melambat harus dibarengi dengan spirit untuk bangkit bersama.
“Semoga kita tetap bisa menjalankan pembangunan dan kemajuan di Jepara dan semoga mendapatkan petunjuk dan rida dari Allah sehingga diberikan kemudahan,” harapnya.
Lebih lanjut, dirinya berharap di Kabupaten Jepara dijauhkan dari gangguan dan bencana serta segala sarana dan prasarana daerah menjadi lebih baik ke depannya.
“Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam menjalankan tugas-tugas kita,” pungkasnya.
Sementara itu, K H Hayatun Abdullah Hadziq dalam Mauizah Hasanahnya menuturkan, ulama membagi puasa menjadi tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah puasa orang awam.
“Puasa orang awam itu hanya menahan lapar tetapi masih suka menggunjing, mata masih melihat hal yang dilarang, dan telinga masih mendengar hal-hal negatif,” tuturnya.
Tingkatan kedua adalah puasa khusus, lanjut Gus Hayatun, selain menahan diri dari makan dan minum, seseorang juga mampu menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan maksiat.
Puasa ini mencakup menjaga pandangan, menahan lisan dari gibah dan fitnah, serta menghindari perbuatan yang dapat merusak nilai ibadah.
Selanjutnya, tingkatan tertinggi adalah puasa istimewa, yang hanya dilakukan oleh orang-orang pilihan seperti para nabi dan orang-orang saleh.
Dalam tingkatan ini, hati seseorang benar-benar hanya tertuju kepada Allah dan puasa ini tidak hanya menjauhi maksiat saja.
“Semoga Pak Bupati diberikan kekuatan serta kemudahan jalan untuk membangun Jepara lebih baik, maju dan sejahtera serta mampu menjalankan roda pemerintahan yang mendapat rida dari Allah,” tutupnya. (latifa)