Google search engine

MIKJEPARA.comJEPARA – Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara kini memiliki kelembagaan baru yang dibentuk per September 2021. Berdasarkan peraturan yayasan, dibentuklah Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi (LPPI) yang membawahi diantaranya Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA).

Sebelum menjalankan tugas serta fungsinya di kelembagaan, terlebih dahulu segenap pimpinan lembaga melakukan audiensi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara, pada Senin (30/8/2021).

Audiensi LPPI UNISNU dengan DP3AP2KB Jepara, berkenaan dengan penjajakan kerjasama terkait isu kesetaraan gender, perlindungan terhadap perempuan dan anak. (Dok : Foto LPPI UNISNU)

Audiensi bertempat di kantor DP3AP2KB Jepara, ikut secara langsung Kepala Dinas Ir. Inah Nuroniah, Kepala LPPI UNISNU Zainul Arifin, Kepala PSGA, serta sejumlah pegawai.

Kepala Pusat Studi Gender dan Anak, Santi Andriyani menyampaikan maksud kedatangan tim dari UNISNU Jepara yakni menjalin kerjasama dan membangun jejaring kelembagaan sehingga dapat berkolaborasi dalam kegiatan – kegiatan tertentu antara lain seperti kesetaraan gender, perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Sementara itu, Kepala LPPI UNISNU Jepara Zainul Arifin dalam sambutanya menyampaikan, bahwa kelembagaan yang baru terbentuk ini memang secara khusus memiliki ikatan visi dan misi yang sejalan dengan tugas DP3AP2KB Jepara.

Pusat Studi Gender dan Anak sebagai basis akademis di perguruan tinggi, diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi lembaga perancang dan pengambil kebijakan strategis pemberdayaan perempuan dan Anak. Oleh karena itu, kegiatan yang berbasis akademis tersebut diarahkan untuk mengkaji secara mendalam faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan gender terutama dalam berbagai tradisi ilmiah yang dikembangkan di PTAI, serta berbagai bentuk ketidakadilan gender yang terjadi di masyarakat luas.

Di samping itu, diharapkan juga mampu mendorong lahirnya pemikiran brillian dan etika relasi sosial Islami yang sensitif gender dan anak dalam segala aspek dan bidang kehidupan, baik dilaksanakan melalui affirmative program, koordinasi maupun evalusi terhadap efektivitas program yang telah direncanakan.

Kepala kantor Dinas DP3AP2KB Jepara Ir. Inah Nuroniah, dalam sambutanya menyampaikan dalam pelaksanaaan program kegiatan atau kolaborasi antara PSGA dan Dinas DP3AP2KB Jepara hendaknya disesuaikan dengan kondisi yang ada. Kondisi tersebut dapat dikolaborasikan sehingga dapat meningkatkan peran dinas maupun lembaga perguruan tinggi dalam mengawal pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Jepara.

M. Fahrudin bagian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) DP3AP2KB Jepara menyampaikan, banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jepara, hendaknya harus diimbangi dengan sosialisasi dan pendampingan secara terus menerus agar bisa membongkar akar masalah yang terjadi di masyarakat.

“Kegiatan – kegiatan yang sifatnya real actions juga harus disosialisasikan, misalnya melalui kegiatan KKN mahasiswa atau moment lainnya,” imbuhnya.

Mengenai munculnya kasus serta permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat harus menjadi tanggung jawab bersama dalam menyelesaikannya, dengan mengadakan kegiatan seperti kajian, penelitian, dan lainya dalam hal perlindungan perempuan dan anak sehingga dari kajian dan penelitian tersebut dapat dihasilkan regulasi atau kebijakan dalam membendung terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kedepan Pusat Studi Gender dan Anak LPPI UNISNU Jepara akan melakukan pemetaan dan FGD terlebih dahulu sebagai langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan, juga membangun sistem administrasi untuk memantapkan langkah lembaga dibawah LPPI UNISNU Jepara.

“Kami siap menjalin kerjasama dengan siapapun terkait tema kesetaraan gender, perlindungan terhadap perempuan dan anak. Agar kedepan, program unggulan PSGA UNISNU menjadi penting karena terdapat hak-hak manusia yang wajib kita perjuangkan bersama, yang salah satu tujuanya adalah menuju Kesetaran Gender yang merata di Indonesia,” ungkap Santi. (MIKJPR-01)

Reporter : Purw/xpo
Editor : Haniev

Tinggalkan Balasan