Home Berita Jepara Hari Ini Kapal Jung Japara, Ketangguhan Era Maritim Ratu Kalinyamat

Kapal Jung Japara, Ketangguhan Era Maritim Ratu Kalinyamat

0

MIKJEPARA.com, JEPARA – Pernah kita mendengar tentang nyanyian Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Ternyata, lagu tersebut bukan cuma sebuah nyanyian belaka. Hal tersebut bukan isapan jempol dan bisa dilihat dari beberapa catatan kuno yang dibuat oleh para penjajah maupun dari catatan kerajaan klasik yang ada di Nusantara.

Salah satu bukti bahwa nenek moyang kita seorang pelaut adalah kapal jung yang pernah menjadi kapal perang terbesar yang bisa menandingi kapal induk di era klasik kala itu.

Kapal jung adalah kapal layar kuno dari Jawa, dan digunakan secara umum oleh pelaut Jawa dan Sunda. Terdapat pandangan berbeda tentang asal nama tersebut dari dialek Cina atau dari bahasa Jawa. Ada yang beranggapan kata Jong berasal dari bahasa Cina chuán (berarti perahu atau kapal). Namun, yang lebih mendekati adalah “jong” dalam Jawa Kuno yang artinya kapal. 

Catatan pertama, jong dalam bahasa Jawa Kuno berasal dari sebuah prasasti di Bali yang berasal dari abad ke-11 M. Kata ini masuk bahasa Melayu dan bahasa Cina pada abad ke-15, ketika daftar catatan kata-kata Cina mengidentifikasikannya sebagai kata Melayu untuk kapal.

Pada tahun 1500-an, bangsa Eropa mulai mencari rempah-rempah ke timur melalui Jalur Sutra. Posisi Nusantara yang kala itu sangat strategis pun tak luput dari incaran bangsa Eropa.

Baca Juga : Warangka Keris Wulan Tumanggal Pesisiran, Miripkah Dengan Buritan Kapal Jung Era Kalinyamat ?

Portugis yang tiba di Nusantara pada awal 1500-an terkejut saat sampai di Selat Malaka melihat kapal-kapal Jung Jawa mendominasi jalur rempah yang ada di Selat Malaka, Jawa, bahkan sampai Maluku.

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata teknologi perkapalan di Nusantara zaman itu sudah sangat maju. Bahkan, para pelaut Jawa sudah melintasi antar benua kala itu.

Seorang pelaut Portugis benama Diego de Couto, dalam buku Da Asia yang terbit pada 1645, menyebutkan orang Jawa lebih dulu berlayar sampai ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar. Ia mendapati penduduk Tanjung Harapan pada abad ke-16 memiliki kulit coklat seperti orang Jawa dan dikatakan mengaku keturunan orang Jawa.

Kapal Jung disebutkan memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan berlapis empat dan dapat menahan tembakan meriam kapal-kapal Portugis. Bobot rata-rata kapal Jung adalah 600 ton, lebih besar dari kapal perang Portugis. Bahkan, Kerajaan Demak memiliki kapal Jung yang berbobot 1000 ton atau setara kapal induk perang modern.

JUNG JAPARA……..

NO COMMENTS

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version