MIKJEPARA.com, JEPARA – Peringatan Haul ke-287 Kanjeng Adipati Tjitrosomo berlangsung pada Kamis (25/7/2024) dengan berbagai rangkaian acara. Kegiatan digelar cukup meriah, salah satunya untuk pertama kalinya dilakukan kirab lurub langse dengan diiringi puluhan pasukan abdi dalem Keraton Solo.
Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) Jepara, pimpinan KRA Bambang S. Adiningrat tampil dengan brigade ala Kraton Solo. Lengkap dengan Bregada Prajurit Nguntara Praja dan Prajurit Korsik Sura Praja.
Kirab sendiri diawali dari Gedung NU Purwogondo, menuju komplek makam Adipati Tjitrosomo di Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan Jepara. Ratusan peserta kirab, tampil dengan ageman pakaian jawa sesuai dengan identitas asal masing-masing. Baik dari Jepara sendiri, Solo, Demak, Semarang, dan sekitarnya.
Mengawali kirab, rombongan dilepas langsung oleh Nur Hidayat salah seorang anggota DPRD Jepara yang kebetulan asli Kalinyamatan. Nur Hidayat mengajak warga Jepara untuk meneladani semangat Kanjeng Adipati Tjitrosomo dalam membangun daerah hingga Jepara bisa sampai pada kondisi seperti ini.
“Trah Tjitrosomo 285 tahun lebih memimpin Jepara, perjuangannya patut kita teladani,” ujar Nur Hidayat.
Sementara itu, pengurus Yayasan Tjitrosomo, Edy Kadarisman telah menyerahkan lurup dalam kotak berukir yang kemudian di bawa dalam rombongan kirab.
Dalam haul ini dilakukan pemasangan 13 lurub di komplek makam Kanjeng Adipati Tjitrosomo I, III,IV, V, VI, dan VII yang pernah menjadi Adipati Jepara. Termasuk diantaranya juga para istri yang dimakamkan di komplek tersebut.
Sedangkan Adipati Tjitrosomo II dimakamkan di Kelurahan Bapangan. Pemasangan lurup akan dilakukan sore ini oleh keluarga dan abdi makam Tjitrososomo.
Sementara Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta yang juga salah wareng Adipati Tjitrosomo 6 telah melakukan ziarah ke makan Tjitrosoma, Kamis pagi. Menurut ketua panitia Haul Kanjeng Adipati Tjitrosomo, Edy Kadarisman, Haul akan ditutup dengan pengajian akbar menghadirkan KH. Gus Muwafiq dari Jogja.
Silsilah
Adipati Tjitrosomo I yang semula dikenal dengan nama Ki Wuragil, merupakan pemimpin Jepara tahun 1705 – 1735 yang kemudian enam orang keturunan menjadi Adipati Jepara selama 285 tahun.
Ki Wuragil Djiwosuto merupakan putra Ki Karboso Reksodjiwo, Adipati Gedung Kiwo. Ki Wuragil merupakan pengawal setia dari Sultan Agung Mataram. Sebelum bertugas di kabupaten Jepara, dia pernah menggantikan posisi ayahnya sebagai Adipati di Gedung Kiwo.
Alkisah, pada suatu saat terjadi huru-hara dengan penjajah Belanda. Sosok Ki Wuragil adalah orang yang sanggup memimpin para adipati di pesisir utara Jawa (mulai Probolinggo hingga Tegal) dan berhasil menumpas ontran-ontran (kekacauan) itu. Atas keberhasilannya itulah dia dianugerahi gelar Bupati Prangwadono
Dari silsilah keluarga, Tjitrosomo I memiliki dua orang garwo padmi yaitu putri Amangkurat I dan putri Bupati Jepara Sujonopuro serta garwo ampil. Ia menjadi Bupati Jepara mulai tahun 1705 – 1735.
Dari pernikahan ini Citrosomo I memiliki 47 anak (14 putra dan 33 putri). Salah satu anaknya yang berasal dari garwo padmi bernama Ki Ngabei Kromowijoyo. Ia anak ke 34 dan juga adik kandung dari Kanjeng Adipati Citrosomo II atau Ki Ngabei Sumowijoyo. Keturunannya banyak tersebar di provinsi Jawa Tengah dan sekitarnya.
Saat kakaknya menjadi adipati Jepara Brang Kilen, Ki Ngabei Kromowijoyo menjadi penguasa Jepara Brang Wetan. Setelah Tjitrosomo II meninggal dunia, Ki Ngabei Kromowijoyo diangkat menjadi Adipati Jepara dengan gelar Tjitrosomo III.
Saat pemerintahannya, ia menyatukan Jepara Brang Wetan dan Brang Kilen menjadi satu, Kabupaten Japara. Ia juga memindah pandopo kabupaten dari Bonjot ke tempat yang sekarang.
Tjitrosomo III memiliki 8 orang anak, diantaranya adalah Raden Mangkuwijoyo yang kemudian menjadi Bupati Kudus dengan gelar Kanjeng Hadipati Ronggo Joyosentiko.
Setelah kakaknya Tjtrosomo IV atau Raden Sumodiwiryo meninggal dunia, Raden Mangkuwijoyo yang semula menjadi Bupati Kudus menggantikannya dengan gelar Adipati Tjitrosomo V.
Ia memiliki 17 anak, salah satunya R.M. Ngabei Notowijoyo I yang pernah menjadi Bupati di Tuban, Lasem, Kudus dan terakhir di setelah ayahnya meninggal ia menjadi Adipati di Jepara dengan gelar Kanjeng Pangeran Citrokusomo ke VI dan menjadi bupati Jepara tahun 1810 – 1850.
Ia memiliki dua garwo padmi yaitu puteri Bupati Pati R.M.A.A.Mangunkusumo, dan puteri R.M.A.A. Jayeng Tirtonoto. Saat terjadi perang Diponegoro, ia di perbantukan ke Tuban menjadi Bupati Tuban dengan gelar Pangeran Haryo Tjitronegoro atau Tjitrosomo VIII
Ia memiliki 4 orang anak yaitu R.M.Ng. Supeno yang kemudian menggantikan ayahnya menjadi Bupati Tuban setelah ayahnya kembali ke Jepara. Berikutnya adalah R.M.Ng Sudargo yang menggantikan ayahnya sebagai Bupati Jepara dengan gelar R.M.A.A. Citrosomo VII. Sedangkan Tjitrosomo VIII, makamnya berada di Tuban. (MIKJPR-01)
Reporter : TJ/DS
Editor : Haniev